Free Blog Calendar

Selasa, 02 Februari 2010

Sejarah Valentine’s Day dan Pandangan dalam Islam


Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul dari Valentine’s Day, namun pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Peringatan hari besar ini dirayakan untuk menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pah (Tuhan dari Alam). pada saat itu digambarkan orang-orang muda (laki-laki dan wanita) memilih pasangannya secara diundi, kemudian mereka bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Dengan diikuti berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangannya masing-masing.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).



The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”. Dalam Islam hal ini tentu termasuk Syirik, artinya menyekutukan Allah. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah, adalah putra Nimrod, the hunter (dewa Matahari). Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
Menyikapi Valentine’s Day

Sejarah Valentine di atas menjelaskan kepada kita apa dan bagaimana Valentine’s Day itu, yang tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang. Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain.

Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).

Ikut Valentine’s Day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan. Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya. Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Wallahu A`lam.

Read More......

Carrington, Trafford Training Center




LATIHAN menjadi sebuah kegiatan wajib dan elementer bagi para pemain sepak bola profesional. Untuk itulah Manchester United membangun sebuah pemusatan latihan yang sangat representatif pada akhir 1990-an. Sejak 26 Juli 2006, "The Red Devils" resmi menggunakan Trafford Training Centre (TTC) sebagai kawah candradimuka para "Setan Merah".

Tempat latihan yang punya fasilitas serba modern ini menjadi tempat penggemblengan para pemain MU, sebelum maupun sesudah pertandingan. Entah sudah berapa banyak taktik yang dilatih di sini oleh Sir Alex Ferguson terhadap tim besutannya.

Berbeda dengan tempat latihan lama—The Cliff—yang lebih terbuka, TTC sangat tertutup. Selain pagar yang mengelilingi kompleks, juga ditambah 30.000 pohon yang ikut memagari seluruh arena. Hal ini dilakukan untuk menghindari upaya mata-mata klub lawan terhadap strategi yang dilatih.

Suporter bahkan terkena dampaknya. Mereka kini kesulitan mendapat tanda tangan para pemain. Pasalnya, para pemain dilarang memberikan tanda tangan di luar kompleks. Jika ada yang mengacuhkan larangan ini, Sir Alex Ferguson tak segan-segan memberi hukuman.

Wajar jika "Setan Merah" menjaga ketat area ini. Pasalnya, semua prestasi yang diraih memang berasal dari sini. Di tempat inilah David Beckham selalu melakukan latihan khusus tendangan bebas seusai latihan. Di tempat ini pula Wayne Rooney diasah ketajamannya, atau Nemanja Vidic memantapkan kemampuan bertahannya. Berikut fasilitas di TTC.



LAPANGAN
Ada 14 lapangan dengan berbagai ukuran di TTC. Salah satunya berukuran standar internasional. Sisanya lebih berupa lapangan rumput yang sangat luas. Untuk membatasinya, kerap digunakan sejumlah cone dari plastik. Lapangan-lapangan kecil kerap digunakan untuk melakukan sesi latihan seperti 4 a side (permainan 4 lawan 4) atau yang lainnya. Semua lapangan di sini menggunakan rumput natural.

RUANG GANTI PEMAIN
Terbilang sangat luas untuk sebuah ruang ganti. Ada banyak locker untuk menggantung kostum latihan para pemain. Ruang ini memang dibuat untuk menampung sebanyak mungkin, tidak sekadar starting eleven plus pemain cadangan. Ruang ini menjadi saksi bisu berbagai kejadian penting yang menyangkut Sir Alex dengan para pemainnya. Kabarnya, di tempat inilah percekcokan antara Fergie dan Beckham terjadi.

KOLAM RENANG
Tak ada tempat latihan yang tidak mempunyai kolam renang. Sebagai sarana melatih kebugaran, kolam renang mutlak dimiliki TTC. Panjang 50 meter, kolam renang ini juga memiliki sepasang gawang di setiap sisi. Para pemain kerap menggunakan kolam renang ini untuk bermain polo air. Selain untuk menjaga kebugaran, polo air juga bisa membunuh kejenuhan akibat rutinitas latihan.

THE CLIFF
Kandang buat Akademi

Sebelum memasuki era milenium baru, Manchester United punya satu tempat pemusatan latihan yang lebih sederhana, berlokasi tak jauh dari Trafford Training Centre. Tempat itu dikenal dengan nama The Cliff.

Ide pembuatan pemusatan latihan sudah bergulir sejak masa kepemimpinan James W Gibson pada 1938, tetapi baru terealisasi pada 1950-an. Saat itu, The Cliff masih berupa tanah lapang. Belum ada bangunan di sekilingnya. The Cliff digunkan dengan tujuan menjaga rumput Old Trafford agar tidak lebih cepat rusak karena digunakan untuk latihan.

Akhir 1950-an, The Cliff mendapat pembenahan di berbagai hal, termasuk di antaranya membuatkan lampu untuk latihan atau pertandingan malam hari. Namun, saat itu The Cliff masih belum terbuka untuk umum.

Hal itu mulai bergeser ketika Sir Alex Ferguson mengubah kebijakan terhadap The Cliff pada 1990-an. Pemusatan latihan ini menjadi lebih terbuka bagi siapa pun yang ingin melihat proses latihan "Setan Merah".

Bahkan, karena tidak ada pagar pembatas, sesi latihan kerap terganggu oleh ulah suporter yang meminta foto bareng atau tanda tangan para pemain. Itulah yang menjadi salah satu faktor kenapa manajemen klub kemudian membangun satu kompleks latihan yang lebih modern dan bisa lebih menjaga privasi para pemain.

Setelah tempat latihan baru selesai, The Cliff tak dilupakan begitu saja. Tempat ini masih menjadi kandang tim Akademi Manchester United. Selain itu, Timnas Inggris pun pernah menggunakan The Cliff sebagai pemusatan latihan ketika mereka akan melakoni laga di Stadion Old Trafford.

RAMAH LINGKUNGAN
TTC merupakan pemusatan latihan yang berorientasi masa depan. Desain bangunan sengaja dibuat untuk menghemat energi. Begitu pula dengan lingkungan sekitarnya yang sangat hijau. Penuh dengan tumbuhan dan bahkan hewan-hewan liar.

Salah satu teknologi yang digunakan di tempat ini adalah daur ulang air. Trafford Training Centre menggunakan sebuah teknologi bernama Reed Bed Technology. Dengan teknologi ini, semua air kotor dijernihkan kembali agar bisa digunakan untuk menyiram rumput dan tanaman di sekeliling kompleks.

Untuk mendapat pasokan air yang mencukupi, sejumlah kolam air pun dibuat di beberapa area. Selain untuk menampung, kolam-kolam ini pun kerap digunakan oleh bebek liar sebagai tempat tinggal atau sekadar beristirahat. Benar-benar sebuah kompleks latihan yang sangat mengerti akan pentingnya lingkungan hijau dan bersih.

HOW TO GET THERE?
Letak Trafford Training Centre memang berada di luar kota Manchester. Untuk menuju ke sana lebih pas menggunakan kendaraan pribadi. Keluar dari Kota Manchester melalui A56 dan mengarah ke Atrincham dan M60. Masuk jalan M60 di persimpangan 7. Jika sudah bertemu di persimpangan 8 segera keluar untuk masuk ke A6144 dan ikuti petunjuk jalan menuju Carrington.

Lewati lampu merah pertama Carrington Lane. Di lampu merah kedua, belok kiri ke arah Isherwood Road kemudian ikuti petunjuk MUPC09. Taksi masih bisa terus sepanjang Isherwood Road hingga Birch Road dan langsung turun di pintu gerbang Trafford Training Centre.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, Trafford Training Centre menyediakan satu lahan parkir yang cukup luas. Tepatnya berada di Basel, sekitar Isherwood Road. Lokasi tempat parkirnya mengarah ke MUPC09. Para petugas akan mengarahkan Anda untuk menuju tempat parkir yang tersedia. Jangan khawatir, disediakan bus khusus untuk membawa pengunjung dari tempat parkir menuju Carrington.

Read More......

 
Nemanja 5diary blogs - © 2007 Template feito por Templates para Você